Tuesday, February 19, 2013

Cara Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

Seperti yang terjadi di Indonesia yaitu pada tahun 1998, di daerah Lampung, para petani
dikejutkan oleh meledaknya populasi belalang kembara yang menyerang tanaman padi,
sehingga untuk mengantisipasi hal tersebut terpaksa para petani membakar tanaman padi
tersebut agar hama tersebut musnah. Atas kejadian tersebut mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi para petani dan dunia pertanian pada umumnya.

Kejadian seperti tersebut di atas bisa saja terjadi di daerah-daerah lain di negara kita
dengan masalah yang sama maupun yang berbeda penyebabnya. Untuk itu hama dan penyakit harus segera dikendalikan.

1. Pengendalian secara Biologis
Pengendalian secara biologis berarti cara mengendalikan hama dan penyakit dengan
menggunakan jenis hewan tertentu yang merupakan musuh dari hama dan penyakit tersebut,misalnya:

a. Memberantas hama tikus dengan menggunakan hewan ular sawah.
b. Memberantas ulat yang menyerang daun pisang dengan burung gagak.
c. Memberantas ulat yang menyerang tanaman kol, dengan burung gereja, burung pipit,
atau jenis lebah.

Pengendalian secara biologis hasilnya kurang maksimal karena keterbatasan hewan predator yang ada dan sulitnya untuk menyediakan hewan-hewan predator tersebut.

2. Pengendalian secara Mekanis
Pengendalian secara mekanis dilakukan dengan melakukan tindakan secara aktif dalam
memberantas hama, misalnya dengan mengambil ulat yang melekat pada daun dengan tangan,sabit, corok, atau dengan alat bantu lainnya, membuang daun yang sakit pada tanaman, cara seperti ini merupakan cara tradisional oleh petani. Hasilnya tidak maksimal, di samping membutuhkan waktu yang lama, tenaga, dan tidak mungkin dilakukan pada areal yang luas jadi kurang praktis.

3. Pengendalian secara kimia
Pengendalian secara kimia yaitu dengan bahan-bahan kimia atau obat-obatan seperti
pestisida antara lain, herbisida, insektisida, dan fungisida.

Insektisida untuk memberantas serangga (insekta). Herbisida untuk memberantas
tumbuhan pengganggu.Fungisida untuk memberantas jamur.

Pemberantasan secara kimia, lebih praktis dan lebih bermanfaat, tidak membutuhkan
banyak waktu dan tenaga yang banyak mungkin bisa dilakukan oleh beberapa orang saja.

Pemakaian bahan kimia harus dengan dosis yang tepat. Bila pemakaiannya melebihi dosis, maka sisa-sisa zat kimia yang ada dapat merupakan polutan dan mencemari, baik tanah, air dan lingkungannya. Sehingga racun-racun tersebut mengganggu kesehatan manusia.

4. Pengendalian dengan tehnik atau pola tertentu
Seperti pola tanaman yang disebut rotasi tanaman yang artinya menanam tanaman secara bergantian dengan tanaman lain di suatu tempat tertentu. Misalnya sawah setelah ditanam padi, masa berikutnya ditanam palawija,cara ini disebut rotasi tanaman. Dengan cara ini
daur hidup hama penyakit akan terputus, selain itu cara tersebut sangat membantu di dalam mengembalikan kesuburan tanah.

Gulma adalah tanaman pengganggu yang kehadirannya tidak kita inginkan, karena dapat mengganggu irigasi, menyebabkan adanya pendangkalan waduk, dan lain-lain.
Contoh: enceng gondok. Waduk atau telaga yang ditumbuhi enceng gondok, permukaan air tertutup oleh enceng gondok. Akibatnya waduk atau telaga tidak berfungsi, dan mempercepat laju pendangkalan waduk tersebut.

0 comments:

Post a Comment