Monday, February 18, 2013

Sistem Peredaran Darah Pada Manusia

Pernahkah kamu melakukan transfusi darah? Transfusi darah adalah mengambil darah
dari seseorang kemudian dimasukkan ke dalam tubuh orang lain yang kekurangan darah.
Mengapa sebelum dilakukan transfusi darah dilakukan pengecekan dahulu golongan darahnya?

Tubuh manusia tersusun dari banyak sel. Sel merupakan makhluk hidup terkecil, yang
membutuhkan makanan, bernapas, dan zat-zat lain, agar sel-sel tersebut dapat tumbuh dan berkembang. Dari mana sel mendapat makanan? Sel mendapatkan makanan dari darah yang membawa makanan melalui pembuluh darah yang ada tersebar di seluruh tubuh. Bagaimana darah dapat sampai ke sel-sel tubuh?

Darah merupakan jaringan tubuh dalam bentuk cairan berwarna merah. Warna darah manusia yaitu antara warna merah cemerlang hingga merah kebiruan. Pada umumnya, tubuh manusia dewasa berisi empat sampai lima liter darah.

Darah merupakan zat yang paling berharga bagi kelangsungan hidup seseorang karena mempunyai banyak fungsi, antara lain sebagai alat pengangkutan, pertahanan tubuh, dan pengatur suhu badan agar senantiasa tetap normal.

Sebagai alat pengangkutan di dalam tubuh kita, darah bertugas mengangkut oksigen,
sari-sari makanan, hormon, dan zat-zat yang terlarut di dalamnya. Selain itu, darah juga
mengangkut zat-zat sisa metabolisme dari dalam tubuh yang sudah tidak diperlukan lagi misalnya, urea, gas CO2, dan sisa proses oksidasi biologis. Karbondioksida (CO2) diangkut oleh darah dari sel-sel tubuh untuk dibuang melalui saluran pernapasan.

Darah juga merupakan alat pertahanan tubuh terhadap serangan kuman penyakit. Secara
alamiah sel darah putih yang merupakan bagian dari darah memiliki sifat fagosit, yaitu memangsa benda asing dan kuman-kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh.

Selain itu, proses pembekuan darah yang terjadi pada saat terjadi luka, merupakan
kegiatan darah untuk mencegahnya dari infeksi kuman. Dengan adanya pembekuan darah, luka dapat tertutup secara alamiah dan menghalangi terjadinya infeksi melalui luka tersebut.

Darah memiliki kemampuan untuk membentuk zat antibodi atau zat yang melawan kuman yang dapat menimbulkan kekebalan terhadap kuman penyakit. Misalnya, anak yang sembuh dari penyakit cacar, akan kebal terhadap serangan cacar berikutnya. Hal ini dapat terjadi karena di dalam tubuh telah terbentuk zat antibodi terhadap kuman cacar tersebut pada saat terkena penyakit cacar.

Darah juga berfungsi mengedarkan panas ke seluruh tubuh. Hal ini dapat kita rasakan
pada saat udara dingin. Jika udara dingin badan kita menggigil, hal ini akibat adanya kontraksi otot dengan tujuan untuk menghasilkan panas. Jika udara panas, darah akan menuju ke kulit untuk mengeluarkan panas dari tubuh dalam bentuk keringat, dengan keluarnya keringat maka suhu tubuh kembali normal.

Darah manusia terdiri dari dua bagian, yaitu sel-sel darah dan plasma darah. Sel darah
merupakan bagian yang padat, sedangkan plasma darah merupakan bagian yang cair.

Bagian-bagian darah
a. Sel-sel darah
Sel-sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan
keping-keping darah (trombosit). Setiap jenis sel darah tersebut mempunyai perbedaan sifat, bentuk, dan fungsi, namun ketiganya menyatu dalam bagian darah. Keadaan sel-sel darah memengaruhi kesehatan seseorang. Beberapa penyakit dapat didiagnosis oleh adanya perubahan dalam jumlah, bentuk, dan ukuran dari bermacam-macam sel darah.

1) Sel darah merah
Pada saat manusia masih berbentuk janin sebagian besar sel-sel darah dibentuk di limfa (kura). Setelah dewasa pembentukan sel-sel darah merah terjadi di sumsum merah
tulang pipih.

Di dalam tubuh, sel darah merah dapat hidup dan berfungsi dengan baik selama lebih kurang 120 hari (tiga bulan). Setelah itu sel darah merah akan rusak atau mati dan dibawa ke hati untuk dirombak menjadi zat warna empedu (bilirubin). Sedangkan zat besi hasil perombakan hemoglobin digunakan lagi untuk membentuk sel darah merah yang baru.

Pada awal terbentuknya, sel darah merah memiliki inti. Namun, inti sel tersebut hilang
setelah sel darah merah matang. Sel darah merah yang matang memiliki susunan kerangka yang disebut stroma yang terdiri atas protein dan zat-zat lemak. Sel-sel darah merah ini membentuk jaring-jaring yang memanjang ke dalam sel sehingga memberi bentuk sel dan kekenyalannya. Sel darah merah bentuknya bulat pipih atau bikonkaf yang artinya cekung di bagian tengah dan tidak mempunyai inti.

Setiap 1 mm3 darah terdapat kira-kira 5 juta sel darah merah. Sel darah merah mengandung zat yang disebut hemoglobin atau Hb. Hemoglobin adalah protein yang mengandung senyawa besi, yaitu hemin. Hemoglobin mempunyai daya ikat terhadap O2 sehingga berwarna merah dan terhadap CO2 sehingga darah berwarna kebirubiruan.

Darah yang berwarna merah jernih berarti mengandung O2, sedangkan jika berwarna merah kebiruan mengandung CO2. Hemoglobin berada di dalam sel darah merah, maka sel darah merah berwarna merah pula. Oleh karena itu, apabila kita kekurangan darah, wajah kita akan tampak pucat. Penyakit yang disebabkan oleh kekurangan darah disebut anemia.

Dalam peredarannya, setelah sel-sel darah merah sampai di paru-paru (gelembung paru-paru) akan mengikat gas oksigen (O2) dan melepaskan gas karbon dioksida (CO2) bersama uap air ke dalam gelembung-gelembung paru-paru. Jadi, pada dinding gelembung paru-paru yang mempunyai kapiler-kapiler darah ini terjadi pertukaran gas. Sel-sel darah yang mengikat gas O2 akan berwarna merah jernih atau disebut darah bersih.

Darah bersih (banyak mengandung O2) dari paru-paru dikirim ke jantung untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh.

Setelah sampai pada jaringan tubuh, sel-sel darah melepaskan gas oksigen dan menangkap gas karbon dioksida serta air yang dikeluarkan oleh sel-sel jaringan hasil metabolisme. Sel-sel darah yang mengikat gas karbon dioksida dan air ini menyebabkan darah menjadi kotor (darah kotor) dan berwarna merah kebiruan.

Darah kotor adalah darah yang mengandung sedikit oksigen dan kaya karbon dioksida.
Oleh karena itu darah yang kaya karbon dioksida tersebut melepaskannya ke dalam paru-paru, tepatnya pada alveolus untuk diganti dengan oksigen dari udara luar yang masuk melalui saluran pernapasan dan gas karbon dioksida bersama-sama air dihembuskan keluar dari paru-paru keluar tubuh melalui hidung. Orang-orang yang hidupnya di daerah pegunungan atau dataran tinggi mempunyai jumlah sel darah merah yang lebih banyak daripada orang yang tinggal di dataran rendah.

Hal ini disebabkan di dataran tinggi atau di pegunungan kadar oksigennya lebih sedikit, sehingga tubuh terpacu untuk memproduksi sel-sel darah merah, agar kemampuan untuk mengikat oksigen yang kadarnya sedikit tersebut dapat lebih besar. Hal ini merupakan adaptasi dari tubuh terhadap lingkungan sekitarnya.

2) Sel darah putih (leukosit)
Sel darah putih jumlahnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan sel darah merah tetapi sel darah putih memiliki ukuran yang lebih besar, bentuknya tidak teratur, mempunyai inti, dan dapat bergerak aktif secara amoeboid (seperti Amoeba). Jumlah sel darah putih tiap 1 mm3 kira-kira 8.000 sampai 9.000 sel.

Sel darah putih dibuat di sumsum tulang merah, limpa, kelenjar-kelenjar limfa, dan sistem jaringan retikulo endotik. Sel darah putih dapat berumur sekitar 12 - 13 hari.

Berdasarkan kondisi inti dan granula (butiran) di dalam sitoplasma, sel darah putih dapat dibedakan menjadi:
a. Eosinofil, mempunyai granula berwarna merah.
b. Basofil, mempunyai granula biru
c. Netrofil, mempunyai inti yang bentuknya seperti batang, bengkok, dan bercabang-cabang.
d. Monosit, mempunyai inti bulat atau bulat panjang.
e. Limfosit, mempunyai ukuran paling kecil (sedikit lebih besar dari sel darah merah)

Sifat sel darah putih adalah fagosit, artinya pemakan mangsa. Jumlah sel darah putih
dapat mencapai 20.000 tiap 1 mm3. Hal ini dapat terjadi karena infeksi cacing atau radang paru-paru.

Di samping itu, sel darah putih dapat berkurang menjadi 3.000 per mm3, misalnya karena
terserang penyakit tifus. Jika jumlah sel darah putih melebihi normal disebut leukositosis,
tetapi jika kurang dari normal disebut leukopeni. Pada penderita kanker darah (leukemia),
produksi sel darah putih tidak terkendali sehingga jumlah sel darah putih melebihi normal
(leukositosis). Dengan adanya sifat fagosit dari sel darah putih akan menyebabkan tubuh
kekurangan sel darah merah. Jika kondisi tubuh mengalami leukositosis terus-menerus, maka dapat terjadi kematian karena kehabisan sel darah merah.

Jika terjadi luka dan bakteri berada di tempat tersebut, maka sel darah putih yang berada
di dalam pembuluh darah akan menembus dinding pembuluh kemudian bergerak menuju
mangsanya. Kemampuan sel darah putih menembus dinding pembuluh-pembuluh darah disebut diapedesis.

Apabila sel darah putih mati karena tugasnya, maka akan timbul nanah. Jadi, nanah
merupakan campuran dari sel darah putih yang mati, bakteri, dan sel-sel lain yang rusak.

Jenis sel darah putih ada yang mampu menghasilkan zat antibodi (zat penolak) sehingga penting peranannya dalam membunuh bakteri dan benda asing yang masuk ke dalam tubuh.

3) Trombosit (keping-keping darah)
Trombosit atau keping darah mempunyai bentuk cakram kecil bulat atau oval. Ukurannya lebih kecil dari ukuran sel darah merah dan tidak berinti. Trombosit dibuat di dalam sumsum tulang yang disebut megakariosit.

Trombosit orang dewasa berjumlah lebih kurang 200.000 sampai 500.000 untuk setiap mm3 darah.

Trombosit berperan dalam proses pembekuan darah. Apabila tubuh terluka, darah akan
keluar, bersamaan dengan itu trombosit ikut keluar dan menyentuh dinding bekas luka yang kasar. Trombosit pecah dan keluarlah enzim tromboplastin atau trombokinase.

Enzim ini kemudian bercampur dengan plasma darah yang mengandung protrombin. Protrombin yang terkena enzim trombokinase akan berubah menjadi trombin. Trombin yang aktif ini bersama-sama ion kalsium yang ada dalam plasma akan mengubah fibrinogen dalam plasma menjadi benang-benang fibrin yang dapat mencegah keluarnya darah, darah membeku dan luka tertutup.

b. Plasma darah
Plasma darah adalah bagian darah yang berbentuk cairan berwarna jernih kekuning-kuningan atau darah yang telah dihilangkan sel-sel darahnya. Plasma darah terdiri dari 90% air dan 10% zat-zat yang terlarut.

Zat-zat yang terlarut dalam plasma darah yaitu sari-sari makanan, zat-zat sisa oksidasi, enzim, hormon, protein, dan garam-garam mineral. Protein dalam plasma darah terdiri atas fibrinogen, globulin, dan albumin.

Molekul-molekul protein ini cukup besar sehingga tidak dapat menembus dinding kapiler. Albumin berperan dalam mengatur tekanan darah, sedangkan fibrinogen diperlukan dalam proses pembekuan darah.

Garam-garam kalsium juga bermanfaat untuk mempercepat proses pembekuan darah.
Sel-sel darah dan protein-protein darah dalam larutan darah dapat diendapkan dengan
menggunakan alat pemusing atau sentrifuse, sehingga didapatkan cairan sisa di lapisan atasnya yang berwarna jernih dan mengandung zat antibodi (zat pelawan kuman). Serum sebagai antibodi dapat dibedakan atas: presipitin, yang dapat menggumpalkan antigen: lisin, yang dapat menguraikan protein asing; dan antitoksin, yang dapat menawarkan racun.

0 comments:

Post a Comment