Monday, February 18, 2013

Struktur dan Fungsi Daun

Setiap pohon dapat tetap hidup karena daunnya. Meskipun daun mempunyai bentuk
dan ukuran yang berbeda-beda, semua daun berfungsi sama. Peranan umumnya adalah
memproduksi makanan melalui proses fotosintesis.

Daun juga mempunyai struktur dalam yang hampir sama, yaitu mempunyai banyak klorofil yang berfungsi dalam fotosintesis dan stomata yang berfungsi sebagai lubang udara serta mengatur jumlah air yang mengalir melalui seluruh tumbuhan.

Daun yang lengkap adalah daun yang terdiri dari pelepah daun, tangkai daun, dan helaian
daun. Contoh daun pisang, pohon pinang, dan daun bambu. Daun yang tidak lengkap adalah daun yang terdiri dari tangkai daun dan helaian daun atau pelepah daun dan helaian daun. Pada umumnya tumbuhan mempunyai daun yang tidak lengkap.

Bentuk morfologi daun (bentuk helaian daun)
a. Bentuk daun lebar di atas tengah daun
Bentuk daun seperti ini terdapat pada:
1) Bentuk segitiga terbalik, contoh: daun semanggi.
2) Bentuk bulat telur sungsang, contoh: daun sawo kecik.

b. Bentuk ujung daun
Bentuk daun seperti ini terdapat pada:
1) Runcing, contoh: daun oleander.
2) Meruncing, contoh: daun sirsak
3) Membulat, contoh: daun teratai
4) Rompang/rata, contoh: daun semanggi
5) Terbelah, contoh: daun bayam
6) Berduri, contoh: daun nenas

c. Bentuk daun lebar di tengah
Bentuk daun lebar di tengah terdapat pada:
1) Bentuk bundar, contoh: daun teratai.
2) Bentuk memanjang, contoh: daun srikaya
3) Bentuk lanset, contoh: daun kamboja
d. Bentuk daun yang melebar di pangkal daun

Bentuk daun seperti ini terdapat pada:
1) Bentuk bulat telur, contoh: daun kembang sepatu.
2) Bentuk jantung, contoh: daun waru.
3) Bentuk segitiga, contoh: daun bunga pukul empat.

e. Bentuk tepi daun
Contoh bentuk daun seperti ini adalah:
1) Berombak, contoh: daun air mata pengantin.
2) Bergerigi, contoh: daun lantana.
3) Beringgik, contoh: daun cocor bebek.
4) Bergigi, contoh: daun beluntas.

f. Susunan tulang daun
Contoh bentuk morfologi daun seperti ini adalah:
1) Sejajar, contoh: daun teki.
2) Menjari, contoh: daun ketela pohon.
3) Melengkung, contoh: daun gadung.
4) Menyirip, contoh: daun mangga.

Struktur daun
Daun juga mempunyai struktur seperti batang yaitu mempunyai epidermis, jaringan
parenkim, dan jaringan pengangkut (jaringan vaskuler).

a. Epidermis
Pada umumnya daun itu pipih dan lebar, maka untuk melindungi agar penguapan tidak
terlalu banyak daun dilapisi kutikula dan kadang-kadang mempunyai lapisan lilin. Epidermis daun terletak di permukaan atas dan permukaan bawah. Pada epidermis bawah ada yang berubah bentuk menjadi stomata (mulut daun) yang dilengkapi dengan sel penutup gunanya untuk mengatur transpirasi dan masuknya gas karbondioksida (CO2) pada saat fotosintesis berlangsung (siang hari) dan keluarnya oksigen sebagai hasil dari fotosintesis.

b. Jaringan pengangkutan (berkas pengangkutan)
Berkas pengangkutan pada daun berupa xilem dan floem, terdapat pada tulang daun
yang susunannya seperti pada batang.

c. Jaringan parenkim
Jaringan ini terletak di antara epidermis atas dan epidermis bawah yang disebut mesofil
yang berbentuk jaringan pagar (palisade parenkim) dan jaringan spons (spons parenkim).

Pada palisade parenkim banyak mengandung klorofil, sehingga jaringan ini berperan dalam fotosintesis. Spons parenkim juga mengandung klorofil tetapi lebih sedikit dibanding palisade parenkim.

Spons parenkim terletak di bawah epidermis dan bentuknya memanjang, dan spons
parenkim di bawahnya bentuknya tidak teratur dan susunan sel-selnya renggang (terdapat
ruang antarsel) maka disebut juga jaringan bunga karang.

Fungsi daun
Daun memiliki banyak fungsi, selain sebagai tempat membuat makanan melalui proses
fotosintesis, daun juga sebagai alat transpirasi, serta sebagai alat pertukaran gas karbondioksida dan oksigen.

Proses membuka dan menutupnya stomata
Proses membuka dan menutupnya stomata banyak dipengaruhi oleh intensitas cahaya di sekitarnya. Jika intensitas cahaya kuat, maka stomata membuka, sebaliknya juga intensitas cahaya rendah (lemah) atau dalam keadaan gelap, stomata akan menutup.

Oleh karena itu, pada siang hari stomata lebih banyak terbuka, sehingga proses transpirasi sangat besar. Gerakan membuka dan menutupnya stomata ini juga disebabkan oleh mengembang dan mengkerutnya sel pengawal (sel penutup).

Pada saat cahaya kuat, sel pengawal (penutup) menyerap air dari sel tetangga, yang
mengakibatkan sel pengawal mengembang dan tegang. Kondisi ini mengakibatkan bagian dinding sel yang lentur tertarik di belakang ke arah sel tetangga dan bagian dinding sel yang berbatasan dengan lubang stomata ikut tertarik. Hal ini yang menjadikan stomata terbuka sehingga uap air dari dalam rongga antarsel keluar.

Pada saat cahaya lemah atau gelap, sel pengawal kehilangan air karena air dari sel
pengawal kembali ke sel tetangga. Hal ini mengakibatkan sel pengawal mengerut dan lemas sehingga stomata tertutup.

0 comments:

Post a Comment